Asap kereta mengepul ke udara
Rel-rel baja terbaring membisu
Gerbong-gerbongnya turut penuh,
dengan warna-warni manusia
Menghalangi waktu menjadi siang
Mengenal waktu menjadi malam
Dari sini tampak tanah lapang
Di jarak bermeter-meter sana
Hilir mudik orang-orang
Melangkah keluar dari gerbong
Bagai lebah keluar dari sarang
Berisik...
Tapi, abaikan saja mereka
Aku paham tentang apa yang kau paham
Bahwa kau tahu, aku menunggu di stasiun ini
Menyatukan kedua telapak tangan
Dalam hati ikut berharap cemas
Dan akhirnya...
Kau melangkah keluar dari gerbong terakhir
Dengan senyuman hangat khasmu
Memakai baju hitam dan celana putih
Sambil memegang sepenggal hati
Yang kau bawa
Dari negeri seberang
Rel-rel baja terbaring membisu
Gerbong-gerbongnya turut penuh,
dengan warna-warni manusia
Menghalangi waktu menjadi siang
Mengenal waktu menjadi malam
Dari sini tampak tanah lapang
Di jarak bermeter-meter sana
Hilir mudik orang-orang
Melangkah keluar dari gerbong
Bagai lebah keluar dari sarang
Berisik...
Tapi, abaikan saja mereka
Aku paham tentang apa yang kau paham
Bahwa kau tahu, aku menunggu di stasiun ini
Menyatukan kedua telapak tangan
Dalam hati ikut berharap cemas
Dan akhirnya...
Kau melangkah keluar dari gerbong terakhir
Dengan senyuman hangat khasmu
Memakai baju hitam dan celana putih
Sambil memegang sepenggal hati
Yang kau bawa
Dari negeri seberang
Posting Komentar untuk "Sepenggal Hati"