Sahabat bagiku seperti permen atau gulali, selalu memaniskan suasana. Selalu membuat tertawa dengan tingkah-tingkah konyol, yang kadang kurang masuk akal. Menyanyikan lagu cinta kalau sedang galau, menceritakan kisah-kisah lucu, atau bertingkah jenaka lainnya. Ya, seperti makan gulali, setiap gigitan pasti muncul perasaan bahagia atau senyuman indah. Seakan itu hal yang paling indah dan mengesankan.
Sahabat bagiku seperti baterai. Selalu membangkitkan lagi tenaga dan semangat. Bersorak-sorai positif di belakang maupun di depan. "Hei, kita pasti bisa." atau "Semangat...!!!" atau masih banyak lagi kalimat-kalimat pengandung unsur kimia baterai di dalamnya. Selalu menghidupkan sesuatu yang hampir musnah.
Di saat gundah dan lara, sahabat datang dengan membawa senyuman dan dorongan serta nasihat-nasihat yang tak tahu muncul dari mana. Tersenyum dan lantas mengatakan "sudahlah, jangan diratapi. Eh, kau ingat tidak saat aku terpeleset dulu, dan bajuku kotor penuh tanah? Mukaku bodoh melihat bajuku yang berwarna elok berubah coklat tanah, entah mau katakan apalagi saat itu. Aku mau menangis tapi tak jadi. Hahaha." Aku yang mendengarnya langsung tersenyum lebar, bahkan tertawa. Gundah dan sedih yang tadi sempat singgah, sirna dalam sekejap. Meski ada bekas, tapi setidaknya berkurang sedikit.
Bagiku, sahabat itu seperti pemiliki pelangi. Selalu saja mewarnai hari-hari. Di saat langit di atas mendung dan tak pasti akan datang hujan atau tidak, sahabat selalu datang dengan membawa sebungkus pelangi. Mewarnai suasana menjadi indah. Banyak sekali sahabat mengatakan, "ayo kita ke sana," atau "ayo kita ke sini." atau juga "mari kita melakukan sesuatu yang mengesankan, jangan berkurung dalam kamarmu itu saja. Mari kita melihat dunia luar ini bersama-sama. Pegang tanganku, dan aku pun akan memegang tanganmu dengan erat."
Bagiku, sahabat laksana mesin kata-kata. Kalau bertemu, selalu saja berbincang tanpa koma dan titik. Berbagi cerita masing-masing. Walaupun napas lengah di tengah kalimat, masih saja punya semangat yang kuat untuk diteruskan. Walaupun kata-kata yang ada tak cukup mengukir semua cerita yang patut diceritakan, tapi minimal bisa menceriakan. Kalau bertemu, tak ada yang bisa memisahkan. Ada saja cerita yang harus dibagi. Mulai dari cerita konyol sampai cerita serius, bahkan cerita sedih. Sahabat tak pernah ada kata rahasia. Ya, rahasia itu tak jadi rahasia lagi, selalu dibagi-bagi. ^_^
Bagiku, sahabat itu laksana orang tua kedua. Selalu memberikan obat di saat sakit. Ada pula memberikan permen disaat pahit. Mengapa laksana orang tua kedua? Ya, karena sahabat selalu memarahi atau menegur di saat salah atau khilaf. Selalu ada saat dibutuhkan. Bahkan tanpa dipanggil pun, sahabat sudah datang dengan membawa beribu ide pertolongan.
Terima kasih banyak kepada sahabat-sahabatku yang bertebaran di bumi Allah. Terima kasih atas waktu kalian yang kalian luangkan bersamaku, menemaniku di saat susah, sedih, gelisah, tegang, senang, gembira dan pula waktu-waktu bosan. Terima kasih sahabat-sahabatku yang telah memberikan obat dan permen yang kalian simpan erat di hati kalian. Terima kasih sahabat-sahabatku, telah memberikanku imunisasi hingga aku bertahan sampai sekarang.
Pencapaian sampai sekarang, tak luput dari jasa dan kasih sayang para sahabat-sahabatku. Entah itu yang selalu menghubungiku atau yang sibuk dan lupa menghubungiku.
Sahabat, pernahkah kalian
mengingat secuil saja kenangan tentang kita. Tentang kita yang mengucapkan
berbagai mantra pengabul mimpi. Mantra-mantra yang kadang hanya terbayang dalam
kata-kata. Kadang juga dijemput
angin dan dihapus hujan.
Sahabat, jangan pernah lupakan kita yang pernah bersama. Sampai nanti waktu dan ruang memisahkan kita. Sampai nanti usia memakan kulit dan rambut hitam kita. Sampai nanti kalian sudah menemukan kehidupan baru kalian.
Dulu, ada orang bilang, waktu dan ruang yang memisahkan akan mempertemukan lagi. Pertemuan itu akan lebih mengasyikan dan lebih menyenangkan, karena menampung berjuta rindu dan kisah. Pertemuan itu adalah pertemuan terindah dalam hidup.
Tangisan dan air mata tak bisa berhenti sekejap seperti dulu, karena aku kekurangan baterai, permen, dan pelangi dari kalian. Semoga saja pertemuan kita nanti akan lebih mengasyikan seperti apa kata orang. ^_^ ^_^ ^-^
Posting Komentar untuk "Sajak Persahabatan"