Yang Penting Makna dan Pelajarannya

Assalamua'laikum, wr... wb... ^_^

Remember it.

Lama tak bersua nih, kemarin-kemarin aku sibuk dan banyak pikiran, hingga blog ini hampir terlupakan. Tetapi, mulai sekarang, tenanglah, akan ada tulisan dari setiap kisah yang kualami. Hehehe *_*

Hari ini aku ingin mengemukakan pendapat tentang maraknya penggemar drama Korea, K-Pop, film Bollywood, dan bintang sepakbola. Bukan saja tiga hal tersebut, artis Indonesia yang terkenal saat ini saja diagung-agungkan dan dibangga-banggakan. Seakan-akan idola mereka tersebut adalah manusia sempurna yang tak ada celah buruk sama sekali. Dipuja dan dijunjung tinggi, bahkan ada pula yang menangis karena idola mereka. Hal ini sangat miris sekali. Bertolak belakang dengan hidup keagamaan dan tata krama kehidupan ini.

Menurutku, umat manusia terutama masyarakat Indonesia umumnya mengidap penyakit latah. Tahukah kalian arti latah itu apa? Atau perlu penjelasan lagi? Ya, latah menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah menderita sakit saraf dengan suka meniru-niru perbuatan atau ucapan orang lain. Dengan pengertian itu, bisa disimpulkan bahwa masyarakat Indonesia suka meniru-niru sikap dan ucapan orang atau bangsa lain. Hal ini tak dapat diragukan lagi, dengan berbagai bukti dan peninjauan secara langsung di lapangan.

 

Contoh yang paling sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah banyak remaja memuja dan meniru idola mereka di depan khlayak umum. Meniru cara berpakaian, cara berjalan, gaya rambut hingga gaya hidup. Selain itu, memasang banyak poster di kamar, mengoleksi kaset atau file idola, mengoleksi baju dan aksesoris lain, yang menurut saya merupakan sesuatu yang mubazir dan berlebih-lebihan. Kemarin-kemarin marak sekali penyanyi Indonesia mengikuti gaya penyanyi Korea, Girlband dan Boyband. Dan diikuti juga oleh seluruh penggemar mereka se-Indonesia. Tapi sekarang popularitas Girlband dan Boyband mulai menurun tajam. Tak tahu lagi, apa yang bakal terkenal di masa mendatang? Apakah akan mengikuti trand negara lain selain Korea? Atau akan berinovasi sendiri tanpa meniru dan latah dengan budaya luar?

 

Bukankah kita diajarkan dalam agama untuk tidak berlebih-lebihan? Memang menyukai sesuatu adalah wajar dan manusiawi, tetapi tidak fanatik juga keles. Apalagi sampai menangis dan histeris apabila menonton konser atau menonton idolanya perform. Yang penting kita dapat mengambil hikmah dari kisah idola kita. Atau mengambil pesan dan hikmah dari film dan drama yang kita nonton. Cukup sampai di situ saja. Tak usah sampai mengoleksi barang-barang yang berhubungan dengan idola dan berniat fanatik gila-gilaan. Karena hal tersebut sudah keluar dari aturan agama dan kebijaksanaan hidup. Sesama manusia pasti punya kelemahan dan kelebihan. Kelebihan tak usah dipuja-puja. Sesama manusia saja sudah begitu. Apakah kepada Tuhan juga begitu? Atau malah tidak pernah dipuja sama sekali?!

Yah, saya juga termasuk penyuka drama Korea dan Bollywood. Tapi alhamdulillah tak narsis. Hanya sebatas suka dan bisa selalu mengambil hikmah dan pelajaran dari yang ditonton. Karena hidup ini selow tapi harus terarah. Bukannya selow tapi belok arah.


Sejauh mata memandang,
hanya itu yang terlihat
tak tahukah kita?

Dunia ini luas,

bukan hanya 

sebatas daun kelor.


Navira Fatah
Navira Fatah Menulis adalah membuat jejak kehidupan

Posting Komentar untuk "Yang Penting Makna dan Pelajarannya"