Adakah Kita di Masa Depan?

ilustrasi orang berjalan (pexels.com/Admiral General M)

Air mulai beriak

Sajak-sajak terlahir dari "penyair kemarin sore"
Semilir angin pelan-pelan menyentuh ujung dedaunan
Kusentuh bulir hujan dengan sepuluh jari
Kusaksikan tanah basah, berlinang air keruh
Akankah mereka paham tentang benang kusut yang belum terurai?
Adakah kita di masa depan?
Atau lebih buruk lagi, kita beriringan dengan hujan 
Yang telah berhenti beberapa detik lalu

Jakarta, Selasa, 30 Juli 2019 23:14 

Navira Fatah
Navira Fatah Menulis adalah membuat jejak kehidupan

2 komentar untuk "Adakah Kita di Masa Depan?"