Di sini, di bawah langit kelabu, kau mengetuk pintu rumahku. Aku yang tengah menikmati layar elektronik berwarna, bergegas membuka pintu. Kau mengucapkan salam, kemudian kupersilakan kau duduk dan bercerita banyak hal bersama. Ketika di luar sedang turun rintik rinai, kau mengatakan bahwa "maafkan aku", setetes embun mengalir perlahan di pipimu. Kau menunduk.
Aku hanya menatapmu, tak mengerti. Kau mengangkat wajahmu, dan lagi kau mengatakan "maafkan aku". Kau menatapku dalam sekali, memegang erat tanganku. Aku masih juga tak mengerti. Barusan kita berdua masih ngobrol-ngobrol, dan seiring dengan rintik rinai di luar, kau mengucapkan kalimat tersebut.
Aku terdiam, "ada apa?" tanyaku. Kau masih menatapku, mulutmu membisu, terlihat sulit berkata-kata. Tidak mengindahkan pertanyaanku. Detik berlalu, satu embun mengalir dari matamu lagi. Aku yang makin tak mengerti dengan suasananya membalas memegang tanganmu. Namun, kau melepaskan pandanganmu, dan juga melepaskan tanganmu. Menghapus embun-embun yang tadi menetes, lantas berdiri, dan kemudian keluar dari rumahku. Meninggalkanku dengan banyak tanda tanya. Seperti orang bodoh yang membutuhkan jawaban. "Ada apa?" itu saja yang ada dipikiranku.
Aku membisu di bangku yang tadi kau tinggalkan. Tak sempat mengantarkanmu keluar rumah. Yang pasti, aku tahu kau kehujanan di luar sana. Karena baru saja hujan makin menjadi-jadi, diiringi gelagar gemuruh, dan sinar kilat. "Oh Tuhan," itu saja yang aku desis dalam hati. Setetes embun kini yang jatuh perlahan dari mataku.
Posting Komentar untuk "Ada Apa?"